- Siapakah sosok Habib Ali Zaenal Abidin, ulama asal Indonesia yang kini menetap di Malaysia? Berikut profil selengkapnya. Banyak di antara pendakwah namanya dikenal luas di Tanah Air. Salah satunya yakni Habib Ali Zaenal Abidin Al-Hamid. Pendakwah kelahiran Bondowoso ini dikenal dengan ceramahnya yang tenang dan mudah dipahami oleh jemaahnya. Lantas, seperti apakah sosok Habib Ali Zaenal Abidin Al-Hamid ini? Berikut profil dan perjalanan dakwahnya yang jarang diketahui dilansir melalui Instagram habibalizaenalalhamid Baca juga Sosok Bachtiar Nasir Lulusan Ponpes Gontor, Pernah Jadi Juri Hafidz Indonesia Bareng Syekh Ali Jaber Habib Ali Zainal Abidin Instagram habibalizaenalalhamid Habib Ali Zaenal Abidin bin Abu Bakar Al-Hamid merupakan ulama asal Jawa Timur yang menetap di Malaysia. Maka tak heran jika ceramahnya yang berseliweran di beberapa media sosial, ia kerap menggunakan bahasa Melayu. Namun logat daerah kelahirannya tetap ada yakni Jawa Timur. Warga Bondowoso sebagian besar adalah warga keturunan Madura. Selain itu ada juga orang Jawa, keturunan Tiongkok, juga keturunan Arab. Ia dilahirkan di Bondowoso, 12 April tahun 1974 silam. Dialansir melalui laman Instagram habibalizaenalalhamid, diketahui ulama asal Indonesia ini adalah anak kedua dari enam bersaudara. Habib Ali berasal dari keluarga sederhana.
Biografidan Silsilah Habib Munzir Almusawa. Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar Biografi Habib Ali Zaenal Abidin Alkaff - Sosok AL HABIB ALI ZAENAL ABIDIN BIN ALWY AL KAFF mungkin tak asing lagi untuk sebagian orang, namun bagi yang belum tahu, telah menghimpun biografinya dari berbagai sumber. Habib Ali Zaenal Abidin Alkaff lahir pada tahun 1987. Pria kelahiran Palembang ini dikenal sosok yang murah senyum. Berikut data lengkapnya. BIOGRAFI AL-HABIB ALI ZAENAL ABIDIN BIN ALWY AL-KAFF Nama Penuh Ali Zaenal Abidin Bin Alwy Al-KaffTempat Lahir Kota Palembang, Lahir 5 Agustus 1987Status Berkahwin PENDIDIKAN 1. Madrasah Al-Haromain, Palembang2. Madrasah Al-Kautsar, Palembang3. Taman Al-Quran Ar-Royyan, Palembang4. Madrasah Hidayaturrahman, Tangerang5. Madrasah Nurul Falah, Tangerang Peringkat Tinggi 1. Pondok Pesantren Daarulhabib, Sukabumi Indonesia.selama 10 TahunMudir Abuya Al-Habib Naufal bin Abdullah Al-Kaff 2. Universiti Ahgaff, Hadromawt Yaman.4 TahunKhidmat kepada Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad Baharoon - Rector Universiti Ahgaff Guru-guru Beliau di Tarim 1. Al-Habib Ali Masyhur2. Syeikh Muhammad bin Ali Al-Khotib3. Syeikh Muhammad bin Ali Ba Aidhon4. Al-Habib Umar bin Hafidz5. Al-Habib Salim Al-Shatiri6. Al-Habib Abubakar Al-Habib Abu Bakar bin Smith 8. Al-Habib Abdullah bin Smith 9. Dr. Amjad rushdi dari Yordania 10. Dr. Muhammad al-Aydrus 11. Dr. Izzudin dari Sudan 12. Syeikh Amin As-Syinqithi dari Muritania 13. Dr. Abdurrahman As-Seggaf14. Dr. Mustafa bin banyak lagi Tahun 2014 hingga Tahun 2016 Menjadi Tenaga Pengajar diHabib Ali Zainal Abidin al Jufri) Lulusan Takhasus Lughot Ponpes Sunniyah Salafiyah pimpinan al Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf. Kegiatan : Pengajar tetap di pondok Suniyah Salafiyah, Pengisi pengajian rutin Majelis Shalawat Badril Budur, Penulis rubrik aswaja majalah Cahaya Nabawi, Anggota penulis forum santri sunniyah salafiyah
Spirit Muslim. Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf atau dikenal dengan panggilan Habib Syech merupakan salah satu sosok ulama sekaligus Dzurriyat keturunan Rasulullah yang identik dengan suaranya yang khas setiap kali beliau melantunkan Shalawat. Beliau salah satu ulama yang sangat bersemangat berdakwah melalui majelis Shalawat yang dipimpinnya yakni Ahbabul Musthofa. Beliaulah sosok ulama yang membumikan Shalawat nabi diatas tanah nusantara pada era ini, suaranya yang merdu dan khas membuat jama'ah dan Syekher Mania kerap kali larut dalam lantunan Shalawat yang beliau kumandangkan. Maka tidak mengherankan cukup banyak jamaah yang hadir saat beliau memimpin majelis Shalawat pada suatu daerah, bukan puluhan atau ratusan namun ratusan ribu umat yang hadir dibuatnya terkesima dengan sosoknya yang ramah dan lemah lembut mengenal sosok Habib Syekh lebih jauh, berikut Spirit Muslim akan menyajikan biografi lengkap dan terupdate sosok Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf Habib Syekh, seperti apa profil dan biodata Habib Syekh, pendidikan Habib Syekh, guru-guru Habib Syekh, serta riwayat perjalanan dakwah BIOGRAFI HABIB SYECH BIN ABDUL QODIR ASSEGAFNama lengkap Habib Syech bin Abdul Qodir AssegafKelahiran Solo, 20 September 1961Orang tua Habib Abdul Qodir bin Abdurrahman AssegafIstri Sayyidah binti Hasan Fatimah, Muhammad Bagir, Umar, Abu bakar, dan Syekh memiliki nama lengkap Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Beliau lahir di Solo pada 20 September 1961. Pernikahan beliau dengan Sayyidah binti Hasan Al-Habsyi dikaruniai 5 anak, mereka adalah Fatimah, Muhammad Bagir, Umar, Abu bakar, dan HABIB SYEKHHabib Syekh memulai pendidikannya saat beliau kecil di kediamannya. Meskipun beliau tidak pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren namun beliau benar-benar dikenalkan agama dan akhlaq luhur Rasulullah melalui didikan hebat ayahandanya yakni Habib Abdul Qodir bin Abdurrahman Assegaf. Sejak kecil beliau bersama ayahandanya senantiasa menghadiri majelis ta'lim di masjid-masjid di daerahnya terlebih masjid Assegaf di Solo. Di situlah Habib Syech seusai Maghrib menjelang Isya senantiasa istiqomah mengikuti halaqah keilmuan, belajar Al-Quran, membaca wirid-wirid bersama ayahanda Habib Syekh merupakan sosok yang sangat mencintai Masjid, bahkan dalam kondisi sakitpun beliau tetap mengimami. Saking cintanya terhadap Masjid ayahandanya pernah mengatakan kepada Habib Syech bahwa “Masjid adalah istriku yang pertama". Karena inilah kekaguman Habib Syekh terhadap ayahandanya yang membuat beliau memutuskan mengabdikan dirinya untuk berkhidmad terhadap masjid, seperti membersihkan masjid hingga mengepel lantai ayahandanya yakni saat Habib Syekh berumur 20 tahun, Habib Syech kemudian mendapatkan pendidikan dari pamannya yakni Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf. Pendidikan yang diberikan pamannya dari Hadramaut tersebut sangat berkesan bagi Habib Syekh, pasalnya beliau lebih memusatkan pendidikan Habib Syekh kepada pendidikan mental. Habib Syekh selalu dicaci, disalahkan meskipun Habib Syekh kecil tidak melakukan kesalahan, bahkan, Habib Syekh kecil waktu itu hampir tidak kuat menjalani hal tersebut. Beliau kemudian menghubungi salah satu teman yang mendampingi kedatangan pamannya ke Indonesia, barulah Habib Syekh menyadari bahwa apa yang dilakukan pamannya semata-mata sebagai pembelajaran agar kedepannya Habib Syekh menjadi sosok yang kuat secara mental, sabar dan teguh dalam juga mendapatkan pendidikan dari Alm. Al-Imam Al-Arifbillah Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsy, beliau seorang Imam Masjjid di Riyadh dan cicit pengarang kitab maulid Simthud Duror sekaligus pemegang maqom Al-Habsyi. Sebelum memutuskan berguru kepada Habib Anis, Habib Syekh bermimpi diperintah oleh ayahnya untuk mengumandangkan iqamah sebagai tanda dimulainya shalat ashar. Dalam mimpinya tersebut, hadir juga Habib Anis. Ayahnya kemudian berkata, “Wahai Anis, masuklah kamu menjadi imam, dan saya menjadi makmum". Dari mimpi ini Habib Syech merasa ada isyarat agar ia mengikuti atau belajar kepada majelis Habib Anis di masjid Riyadh, Solo. Dalam mendidik Habib Syech, beliau sangat sabar dan tulus hingga membuat Habib Syekh saat ini tetap istiqomah mengajarkan cinta kepada Allah lewat majelis Shalawat Rasulullah HABIB SYECH1. Habib Abdul Qadir Assegaf 2. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf3. Habib Anis bin Alwy Al HabsyiAWAL MULA DAKWAH HABIB SYECHSebelum berdirinya Ahbabul Musthofa, Habib Syekh pernah berjaya sebagai seorang pedagang namun kemudian gulung tikar. Di saat sulit itu, Habib Syekh lebih mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau pun memutuskan untuk melakukan dakwah ke pelosok-pelosok untuk melaksanakan tugas dari guru beliau, yakni Habib Anis Bin Alwi tahun 90-an Habib Syekh memulai berdakwah dengan mendatangi kampung-kampung tapi tidak memakai sholawat, hanya memberi tausiyah saja, Habib Syekh tidak dipanggil atau diundang untuk memberikan tausiyah akan tetapi beliau mendatangi karena keinginannya. Setiap Ramadhan, beliau bersama saudara-saudaranya, pergi ke kampung-kampung, ke desa-desa, dan masjid untuk bedakwah dengan membagi takjil. Pada saat berdakwah, Habib Syekh sering diejek dan dicemooh oleh orang-orang yang tidak suka dengannya, namun beliau tidak pernah marah atau mendendam kepada mereka yang mengejeknya, justru sebaliknya, dengan akhlaq dan sifat lembutnya beliau tetap tersenyum dan memberi sesuatu kepada orang cukup lama Habib Syekh berdakwah dari kampung ke kampung, Habib Syekh belum merasakan adanya perubahan pada jama’ahnya. Hingga pada suatu hari datang pamannya dari Yaman, waktu itu Habib Syekh sudah ikut majelis ditempat Habib Anis bin Alwy Al-Habsyi, Habib Anis memberikan contoh akhlak yang luar biasa, dia adalah orang yang sangat mencintai anak-anak muda untuk diajak kebaikan. Mengetahui Habib Syekh memiliki suara yang merdu, Habib Anis seraya menyanjungnya, pamannya pun kemudian juga memberikan buku Simthud Durar. Shalawat Simthud Durar pun terus menerus beliau baca hingga pada akhirnya, orang berduyun-duyun mendatangi majelis ta’lim dan shalawat Habib Habib Syech terhadap shalawat sebenarnya sudah tumbuh sejak kecil di lingkungan keluarganya. Pada waktu itu, hanya ayahnya yang mendengarkan shalawat merdunya. Ketika ada tamu yang datang ke rumah, ayahnya akan memanggilnya untuk membaca shalawat dan Qasidah. Beliau pun hanya mendendangkan dua lagu bagi tamu yang suara merdu dan mahir berbahasa arab, serta penguasaannya terhadap syair-syair dalam kitab Simtud Durar, Burdah dan beberapa kitab shalawat lainnya, Habib Syekh mampu membuat ribuan jama’ah berkumpul hanya untuk mendengarkan dakwah dan lagu-lagu syair ketika Habib Syekh tampil berdakwah di suatu tempat. Pada dasarnya syair-syair shalawat yang dibawakan beliau bukanlah syair puji-pujian yang baru, namun Habib Syekh beserta Ahbaabul Musthofa, berhasil menggubah dan mengaransemen irama shalawat tradisional menjadi lebih HABIB SYECH BERSAMA AHBABUL MUSTHAFADalam dakwahnya Habib Syekh mengedepankan Shalawat kepada Rasulullah Dakwah beliau merupakan dakwah yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan meneladani kisah perjalanan serta akhlaq mulia Rasulullah Bersama Majelis Shalawat yang dipimpinnya yakni Ahbabul Musthofa, beliau benar-benar bersemangat melantunkan pujian-pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka tidak mengherankan jika suara Habib Syekh yang merdu dan khas diiringi Majelis Shalawat Ahbabul Musthofa mampu membuat para jamaah dan para pengagum Habib Syech Syekher Mania dari berbagai penjuru berbondong-bondong untuk mendatangi Majelis beliau. Bahkan saking antusiasnya mereka tidak sedikit dari mereka yang membawa bendera kebanggaan masing-masing dalam majelis, hal inilah terkadang yang membuat Habib Syekh selalu memberi nasihat kepada para jama'ah yang datang agar lebih menjaga akhlaq saat berada di Musthofa sendiri berdiri sekitar tahun 1998 berawal dari majelis Rotibul Haddad, Burdah serta Maulid Simthud Durar Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf di Solo, tepatnya di kampung Mertodranan. Hingga saat ini Ahbabul Musthofa aktif dalam berbagai majelis di berbagai daerah dengan jadwal tertentu. Berikut jadwal majelis Ahbabul Musthofa1. Setiap Malam Sabtu Kliwon di Purwodadi tepatnya Masjid Agung Makmur Purwodadi2. Setiap Malam Rabu Pahing di Kudus tepatnya Halaman Masjid Agung Kudus3. Setiap Malam Sabtu Legi Jepara di Halaman Masjid Agung Jepara4. Setiap Malam Minggu Pahing di Sragen tepatnya Masjid Assakinah, Puro Asri, Sragen5. Setiap Malam Jumat Pahing di Jogja tepatnya Halaman PP Minhajuttamyiz, Timoho di belakang Kampus UIN Sunan Kalijaga6. Setiap Malam Minggu Legi di Solo tepatnya Halaman Masjid Agung Kini dakwah Habib Syekh tidak hanya dinikmati oleh segelintir penduduk kampung dan warga kota Solo saja, kini Habib Syech juga berdakwah ke berbagai daerah di indonesia dengan mengadakan sholawat akbar. Hampir setiap daerah dan kota di indonesia pernah beliau datangi. semua dilakukan dengan cara yang lembut dan santun yang membuat masyarakat tertarik dan lebih tergugah untuk menghadiri majelisnya. Bahkan tidak jarang acara bershalawat bersama habib syech ini dihadiri hingga ratusan ribu jamaah dengan membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid dan sholawat. Acara tabligh akbar semacam ini biasanya diadakan di sebuah lapangan, alun alun atau balai kota, tak heran jika habib syech sangat populer dan dianggap sebagai salah satu pelantun sholawat terbaik saat Habib Syech dalam menggubah lagu sudah tidak diragukan lagi, beliau mengarransemen ulang dari kitab lagu yang berisikan sekitar 500-san syair sehingga menghasilkan syair dan nada yang indah yang membuat jama'ah hanyut dalam lantunan beliau. Penggemar beliau pun juga berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan santri hingga para pejabat sangat menyukai cara berdakwah beliau, karena memang lagu yang beliau lantunkan tidak hanya berbahasa Arab saja, namun juga berbahasa Indonesia dan Jawa juga.
Istrihabib ali zainal abidin assegaf pekalongan. Ia pernah menjadi tenaga hononer atau paruh waktu selama 1991 sampai 1995 guna membantu pekerjaan AL Habib Muhammad bin Alwi AL-Athas. 1999 dan Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Thohir.
HabibAli Zainal Abidin Assegaf dalam mauidlah hasanah Ansor Bershalawat yang berlangsung di Lapangan Desa Bandengan Kecamatan/Kabupaten Jepara, Sabtu (9/11) malam menyatakan bahwa kita (Nahdlatul Ulama, red.) merupakan garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Ansor dan NU tidak ridla negara kita 8nWTh0.