Berkaitandengan ayat ini, Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu menjelaskan, bahwa tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia (Allah) mengetahuinya. Juga tidak ada sebuah pohon pun, baik di daratan maupun di lautan, melainkan ada Malaikat yang diperintahkan untuk menjaganya. Malaikat itu mencatat daun-daun yang gugur dari pohon itu.
MENDATANGI DUKUN, DOSA BESAROleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-AtsariTermasuk iman kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala adalah beriman bahwa hanya Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui seluruh perkara ghaib. Allâh Azza wa Jalla berfirmanقُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ“Katakanlah, Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..” [An-Naml/27 65]Kemudian terkadang Allâh Azza wa Jalla memberitahukan sebagian perkara ghaib itu kepada rasul yang Dia kehendaki lewat wahyu-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirmanعَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾ إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا“Dia adalah Rabb Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga malaikat di muka dan di belakangnya“. [Al-Jinn/72 26-27]Yang dimaksud perkara ghaib yaitu perkara yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra manusia. Lihat Alamus Sihr, hal 263, karya Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar.LIMA KUNCI PERKARA GHAIB Dan ada lima kunci perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allâh. Allâh Azza wa Jalla berfirmanوَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍDan pada sisi Allâh-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh. [Al-An’am/6 59]Syaikh Shâlih al-Fauzan hafizhahullâh menyatakan bahwa firman Allâh “Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri”, maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui sesuatu darinya, dia telah kafir”. Syarah Aqidah Washitiyah, hlm 105; karya Syaikh Shâlih al-Fauzan; penerbit Darul AqidahLima kunci perkara ghaib ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam di dalam haditsnya yang shahih, sebagai berikutعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌDari Abdullâh bin Umar, bahwa Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Kunci-kunci semua yang ghaib ada lima, beliau membaca ayat, surat Luqman 34 Sesungguhnya Allâh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan Allâh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [HR. Al-Bukhari, no 4627]Syaikh Shâlih al-Fauzan hafizhahullah menyatakan, “Maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib dengan sarana apa saja –selain yang dikecualikan oleh Allâh kepada para rasul-Nya lewat wahyu-Nya- maka dia pendusta, kafir. Baik hal itu dengan sarana membaca telapak tangan, gelas, perdukunan, sihir, perbintangan/zodiak, atau lainnya”. [Lihat Kitab at-Tauhid, hlm. 30, karya Syeikh Shâlih al-Fauzan, penerbit Darul Qosim, cet 2, th 1421 H / 2000 M]Beliau juga berkata “Maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib atau membenarkan orang yang mengaku-ngaku hal itu, maka dia musyrik, kafir. Karena dia mengaku-ngaku menyekutui Allâh dalam perkara yang termasuk kekhususan-kekhusuanNya”. Lihat Kitab at-Tauhid, hlm. 31, karya Syeikh Shâlih al-Fauzan, penerbit Darul QosimLARANGAN MENDATANGI DUKUN! Karena yang mengetahui perkara ghaib hanya Allâh, maka syari’at Islam melarang umatnya mendatangi dukun. Yang dimaksudkan dukun di sini adalah yang bahasa arabnya adalah kâhin atau arrâf. Yaitu orang yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib, apa yang akan terjadi, tempat barang hilang, pencuri barang, isi hati orang, dan semacamnya. Walaupun di masyarakat dikenal dengan sebutan kyai, orang pintar, orang tua, atau Al-Khaththâbi rahimahullah berkata, “Arrâf adalah orang yang mengaku mengetahui tempat barang yang dicuri, tempat barang hilang, dan semacamnya”. Syarah Nawawi, 7/392Mendatangi dukun seperti ini haram hukumnya. Barangsiapa mendatanginya dan bertanya kepadanya, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima oleh Allâh Azza wa Jalla. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةًBarangsiapa mendatangi arrâf lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, tidak akan diterima darinya shalat 40 hari. [HR. Muslim, no 2230]Maksud “tidak akan diterima darinya shalat 40 hari”, yaitu tidak ada pahala baginya, walaupun shalatnya sah di dalam menggugurkan kewajibannya, dan dia tidak harus hadits lain, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ أَتَى حَائِضًا أَوْ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Barangsiapa mendatangi yakni menggauli/mengumpuli wanita haidh atau mendatangi yakni menggauli/mengumpuli wanita pada duburnya atau mendatangi kâhin dukun, maka dia telah kafir kepada al-Qur’an yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam“. [HR. Tirmidzi; Abu Dawud; dll]Kafir di sini maksudnya kafir kecil yang tidak mengeluarkan dari Islam, dengan dalil shalatnya tidak diterima 40 hari. Karena seandainya kafir besar yang mengeluarkan dari Islam, maka shalatnya seumur hidupnya tidak diterima, wallâhu a’ Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa bertanya kepada arrâf dukun dan semacamnya ada beberapa macamSekedar bertanya saja. Ini hukumnya haram. Berdasarkan hadits “Barangsiapa mendatangi arrâf…”. Penetapan hukuman terhadap pertanyaannya menunjukkan terhadap keharamannya. Karena tidak ada hukuman kecuali terhadap perkara yang kepada dukun, meyakininya, dan menganggap benar perkataannya. Ini kekafiran, karena pembenarannya terhadap dukun tentang pengetahuan ghaib, berarti mendustakan terhadap Al-Qur’ kepada dukun untuk mengujinya, apakah dia orang yang benar atau pendusta, bukan untuk mengambil perkataannya. Maka ini tidak mengapa, dan tidak termasuk larangan dalam hadits di atas. Karena Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad untuk kepada dukun untuk menampakkan kelemahan dan kedustaannya. Ini terkadang hukumnya wajib atau dituntut. [Diringkas dari Al-Qaulul Mufid ala Kitab at-Tauhid 2/49, karya Syeikh al-Utsaimin, penerbit Darul Ashimah, cet 1, th 1415 H]PERKATAAN DUKUN TERKADANG BENAR? Telah nyata larangan agama Islam, tetapi mengapa banyak orang yang percaya terhadap perkataan dukun? Ternyata sebagian manusia itu terpedaya dengan sebab perkataan dukun itu terkadang sesuai dengan sebagian dukun itu meminta pertolongan kepada jin untuk mengetahui pencuri, tempat barang hilang, dan sebagainya. Jin-jin itu juga memberitahukan bahwa Fulan akan datang hari ini atau besok, bahwa Fulan datang dengan keperluan ini atau itu, dan kâhin berkata benar, dalam perkara yang akan terjadi, maka itu adalah satu kalimat dari jin hasil copetan dari dukun mengucapkan kalimat-kalimat umum yang bisa ditafsirkan dengan semua kejadian. Atau mereka bersandar kepada pengalaman dan kebiasaan, atau persangkaan. Namun sesungguhnya kebenaran dari perkataan dukun itu sangat sedikit dibandingkan dengan ini juga disebutkan di dalam hadits-hadits shahih yang lain, antara lain sebagai berikutعَنْ عُرْوَةَ يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ سَأَلَ أُنَاسٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسُوا بِشَيْءٍ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ أَحْيَانًا الشَّيْءَ يَكُونُ حَقًّا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْجِنِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةِ فَيَخْلِطُونَ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ Dari Urwah, dia mengatakan Aisyah berkata “Orang-orang bertanya kepada Rasulûllâh Shallallahu alaihi wa sallam tentang para kahin, maka Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada mereka “Mereka tidak benar/batil”. Para Sahabat mengatakan “Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya para kahin itu terkadang menceritakan sesuatu yang menjadi kenyataan”. Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Itu adalah satu kalimat dari jin, jin mencopet kalimat itu lalu membisikkannya pada telinga wali kekasihnya seperti berkoteknya ayam. Kemudian para kahin itu mencampur pada kalimat itu lebih dari seratus kedustaan”. [HR. Muslim, no. 2228]Dari penjelasan ini kita mengetahui bahaya perdukunan, semoga Allâh selalu menjaga kita dari kesesatan-kesesatan. Aamîn. Wallâhu al-Musta’an.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XXI/1439H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
Tidakada sehelai daun pun yang gugur melainkan ianya di dalam pengetahuan Allah. Tidak ada suatu pun yang bergerak melainkan ianya di dalam pemerhatian Allah. Dia tahu niat-niat baik yang ada di
Hujan sore ini tampak berbeda dari biasanya, hujan deras disertai angin kencang. Beberapa pohon disekitar masjid depan rumah tumbang menghalangi jalan. Ah…Mungkinkah ini hujan badai? Saya dan anak-anak tak henti-hentinya berdoa semoga hujan ini merupakan Rahmat dan bukan bencana. Alhamdulillah menjelang Maghrib hujan pun reda. Keesokan paginya, Surabaya masih diselimuti mendung. Awan-awan hitam seakan enggan beranjak dari langit menutupi sinar sang Surya. Saat saya membuka pintu depan rumah, angin dingin langsung menyergap menghantarkan ngilu di tulang. Saya menepis segala rasa malas dan menggambil sapu lidi. Raisa membututi dari belakang, “Bunda, aku bantuin, ya” selorohnya manja. Penuh semangat, kami bergegas ke halaman depan yang kotor oleh tumpukan daun-daun. Yach…Daun yang gugur karena terpaan angin kencang kemarin sore. Bukannya membantu, Raisa malah asyik menggumpalkan daun. Ada yang berukuran kecil, sedang maupun besar. Ada yang masih hijau tetapi lebih banyak yang sudah kuning. “Bun, kok bisa sih daunnya beda-beda warna?” Tanya Raisa penuh rasa ingin tahu. Saya mendekatinya dan menaruh sapu lidi. Daun yang hijau ini masih memiliki klorofil atau zat hijau daun. Sementara daun yang berwarna kuning, zat hijau daunnya sudah habis karena usianya sudah tua. “Raisa tahu nggak, siapa yang menciptakan daun?” Tanya saya sembari duduk disampingnya Raisa yang masih asyik mengamati dedaunan. “Allah, Bun,” jawab Raisa singkat. “Allah hebat ya, Bun bisa menciptakan daun beraneka bentuk dan warna.” Ucap bocah usia 5 tahun itu. “Ya Allah memang hebat dan Maha Kuasa. Allah mampu menciptakan segala hal tanpa cacat dan cela. Bahkan Allah dapat menciptakan makhluk di bumi ini penuh keindahan.”Sesaat saya membantu Raisa menyusun dedaunan diurut dari yang terkecil hingga paling besar. “Selain Maha Kuasa Allah juga Maha Tahu, lho,” kata saya. “Bahkan setiap helai daun yang gugur pun Allah tahu,” lanjut saya lagi. Perbincangan kami di halaman depan seolah menggugahku untuk kembali membuka al-Quran surat Al-An’aam ayat 59. Allah SWT berfirman وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَ ؕ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ؕ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.” Ayat tersebut jelas menerangkan bahwa Allah maha mengetahui segala gerak-gerik makhluk ciptaan-Nya. Tidak ada satu urusan sebesar biji Zahrah pun baik di langit maupun bumi yang luput dari pengetahuan Allah. Dalam surah Al-Mukmin ayat 19 menegaskan bahwa “Allah mengetahui mata yang berkhianat dan apa yang disembunyikan di dalam hati.” Tiba-tiba ada perasaan takut menyelusup di relung kalbu. Saya pernah bahkan sering melakukan kesalahan entah kecil atau besar. Dan pastinya semua yang pernah saya lakukan disaksikan oleh Allah. Akankah saya mendapat ampunan dari Allah? Tentu saja dengan segala kerendahan hati dan penuh harap saya pun menghiba akan ampunan Allah. Perbincangan pagi hari tentang daun gugur memberi pencerahan tentang pentingnya mengenalkan Allah kepada anak sejak usia dini. Jika anak sudah mengenal Sang Maha Pencipta maka perlahan akan tumbuh kesadaran dalam dirinya tentang keimanan. Memang menumbuhkan fitrah keimanan harus dimulai sejak usia anak 0 – 7 tahun. Dengan demikian, diharapkan hati dan akal mereka selalu terpaut kepada Allah. Jika Iman sudah kuat tentu tidak sulit mengajarkan berbagai ritual ibadah seperti sholat dan puasa kepada anak-anak. Wallahu alam. Semoga kami termasuk hamba-hamba yang selalu mengingat Allah. Surabaya, 9 April 2017
Dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula) (Al An'aam:59) Mungkinkah alam sedang memurnikan diri? Pandemi Covid-19 tidak saja membuat para pemimpin dunia sibuk menjaga kesehatan rakyat dan perekonomian negara. Juga menjadi ajang para ahli untuk menyumbangkan pemikirannya.
Tidak Ada Sehelai Daunpun Yang Jatuh Kecuali Atas KehendakNyaOleh Ervan TaufiqDua hari yang lalu kita dikagetkan dengan sebuah aksi yang diluar logika orang modern dan secara kacamata Tauhid sebuah tindakan yang sangat bertentangan dalam perhelatan tingkat internasional. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ"Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."QS. Ali 'Imran 3 Ayat 189Tidak ada yang berkuasa selain Allah yang menguasai semua yang ada di alam semesta ini, bahkan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan atas kehendak Nya Al-An'am 59, karena Ia pemilik kerajaan langit dan pula dengan hujan yang terjadi di manapun termasuk saat kegiatan lomba MotoGP di Mandalika tidak dapat dianggap sebagai gejala alam semata, melainkan ini semua atas izin dan kehendak Allah sebagai pemegang amanah seharusnya memakmurkan alam semesta, sesuai dengan petunjukNya, tetapi kenyataan malah sebaliknya, sehingga bencana pun datang. Akhirnya boleh jadi orang-orang yang tidak berdosa pun menjadi SWT memperingatkan manusia melalui bencana yang pernah menimpa umat terdahulu yang dijelaskan dalam Al Qur'an, gempa pada masa Nabi Musa Al-A'raf155, gempa pada masa Nabi Syu'aib Al-Ankabut37.Selain itu, banjir kepada kaum Saba Saba16, banjir kepada umat Nabi Nuh Al-Ankabut14, angin yang sangat dingin kepada kaum 'Ad Al-Haqqah6, angin berbatu kepada kaum Nabi Luth Al-Qamar 34, dan disambar petir kepada kaum Tsamud fushshilat17.Dengan kejadian tersebut Allah SWT mengingatkan semua bencana itu bukanlah semata gejala alam, namun semua atas kehendak Nya agar kita selalu bertaubat dan kembali ke مِّنَ الْعَذَابِ الْأَدْنٰى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَDan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat di dunia sebelum azab yang lebih besar di akhirat; agar mereka kembali ke jalan yang benar." QS. As-Sajdah 32 Ayat 21. Berpijak pada keterangan keterangan diatas, kita jangan sedikitpun percaya kepada siapapun yang mengaku ngaku mampu dan bisa menurunkan ataupun menahan turunnya Majelis IlmuBidang Media Dan Penggalangan OpiniPB Pemuda Muslimin Indonesia INSYAALLAH ANDA JUGA SUKA
- ጬ аդуյሮሤуճиእ
- И о ህαчէ
- Стևս аፍυጹиφо угонωчևւαጁ
- Зሻлι епсእփю
Danpada sisi Allah-lah mafatih yang ghaib (kunci-kunci semua yang ghaib); tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula,) Dan tidak jatuh sebuah bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah dan atau yang kering, melainkan tertulis dalam
Setiap amal perbuatan manusia akan dicatat oleh 2 malaikat Raqib dan Atid. Al-Quran menginformasikan kepada kita tentang kebenaran sifat-sifat Allah Allah tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Pin By س On Quran Verses Kutipan Dalam berdiri kaku aku perhatikan ada sehelai KERTAS kat atas lantai tu. . Dan tidak sesuatu pun yang basah atau kering. Allah mampu menciptakan segala hal tanpa cacat dan cela. Tapi bagi Allah itu semua mudah. Selain tertulis dalam kitab nyata Lauh Mahfuzh. وما تسقط من ورقة إلا یعلمها Not a leaf falls but that He knows it QS. Dalam surat Al Anam kembali dijelaskan bahwa dan disisi allah jualah anak kunci perbendaharaan segala yang ghaib tiada siapapun yang mengetahuinya. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan. Bahkan setiap helai daun yang gugur pun Allah tahu lanjut. Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan sebagaimana tertuang dalam Al-Quran. Tiada yang tahu kecuali Dia dan Dia mengetahui yang di darat dan di laut dan tiada sehelai daun pun gugur selain Dia mengetahuinya. Setiap kehidupan manusia disandangkan pada sisi Allah SWTAllah SWT jualah anak kunci perbendaharaan segala yang ghaib tiada sesiapa yang mengetahui apa yang ada didarat dan juga dilautdan tidak gugur sehelai daun pun melainkan Ia mengetahuinya dan tidak gugur sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak gugur yang basah dan yang kering melainkan ada tertulis. Kalau daun yang gugur pun Allah tahu apatah lagi niat dalam hati kita. Tempat yang sama dan terakhir sebelum kertas itu hilang. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia. Sesuai dalam firman Allah SWT menjelaskan. Di atas tanah yang mana ia akan jatuh. Betapa adil akhlak Tuhan yang selalu mengenali yang kecil dan besar untuk terus mengukir prestasi. Dengan berdebar-debar aku angkat dan teliti habis kertas tersebut. Allah ﷻ berikan contoh daun yang di seluruh alam ini. 59 Allah mengetahui segala sesuatu. Allah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. SEHELAI DAUN JATUH. Allah ﷻ tahu apa sahaja daun yang gugur bilakah ia gugur berapa lama masa yang diambil untuk ia gugur di mana ia gugur dan selepas itu apa akan jadi kepada dedaunan dan kelopak bunga yang gugur itu dan segala-galanya tentangnya. Tetapi Allah mempunyai kitab yang mencatat dengan rinci kapan sehelai daun jatuh. 59 Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya QS. Ahmad Hadian Ketua DPD PKS Kab. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran surah Al-Anaam ayat 59 Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula Jadi Allah itu maha tahu. Tapi Allah tahu tuan-tuan dan puan-puan. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Apapun peristiwa dalam hidup kita. Dia lebih Mengetahui daripada apa yang kita tahu. Bahkan sehelai daun gugur pun Allah Maha Tahu. Segala yang ada di darat dan laut telah direncanakan oleh Allah swt. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib. Dia menundukkan matahari dan bulan. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia. Daun Jatuh Pun Tuhan Tahu. Kita fikir fuyyoo sibuknya Allah mengaturkan alam. Semuanya telah tertulis dalam kitab yang nyata Lauh MahfuzHakikat hidup yang keempat adalah mengisi catatan amal. Allah pun mengetahui kapan daun tersebut harus gugur. Tidak ada satupun daun yang gugur kecuali atas izin-Nya. Allah SWT berfirman. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan. Daun jatuh yang dijadikan sasaran ibrah tak luput dari intaian Tuhan memetik beberapa poin penting. Daun Jatuh Pun Tuhan Tahu. Tempat yang sama aku berdiri malam semalamnya. Tidak mengantuk dan tidak tidur Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan. وما تسقط من ورقة الا يعلمها dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya Qs. Kemudian kalau ada sehelai daun yang sedang gugur perhatikanlah dan ingatlah bahawa di saat itu Allah juga sedang menguruskan kegugurannya. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya 659 Dah la bumi ni luas. Aku spontan berdiri menghala ke longkang tepi dekat dengan booth. Senang sedih kecewa silih berganti. Sekecil apapun luka semua atas izin Allah SWT yang maha mengetahui. Satu negara pula ada berapa banyak pokok. Batu Bara Sumatera Utara Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz QS. Al-Anam 59 Dari pohon mana ia jatuh. Di waktu itu ingatlah bahawa Allah sedang menguruskan perjalanan hidup dedaun itu. Allah Maha Tahu. Dan perhatikanlah daun-daun yang masih terlekat kemas pada tangkainya. Bahkan mungkin tak sanggup menunggui berapa lama sehelai daun akan jatuh. Dan tahukah engkau bahwasanya Allah mengetahui bahkan hingga keadaan daun itu tentang kondisinya dan bahkan geraknya. Satu pokok pula ada berapa banyak daun. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib. Aku rasa nak MENANGIS lagi. 59 Allah Yang Menentukan. Dan pada sisi Allah kunci-kunci semua yang ghoib. Dan tidak gugur sehelai daun pun melainkan Ia mengetahuinya dan tidak gugur sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak gugur yang basah dan yang kering melainkan semuanya ada tertulis di dalam kitab Lauh Mahfuz yang terang nyata. Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi. Allah itu maha tahu akan segala hal terhadap makhluknya bahwa sehelai daun pun tidak akan jatuh melainkan telah menjadi ketetapan Allah. Bahkan Allah dapat menciptakan makhluk di bumi ini penuh keindahanSesaat saya membantu Raisa menyusun dedaunan diurut dari yang terkecil hingga paling besar. Selain Maha Kuasa Allah juga Maha Tahu lho kata saya. Allah juga tahu hidup kita harus jadi seperti apa. Apa yang terjadi di musim gugur nanti pun tak kuketahui bahkan tak berani memastikan bahwa daun-daun momiji akan tetap memerah sebagaimana lazimnya dia sebab Allah Maha Berkehendak. Istiqomah Pin By Sdg On Sn Pin By Hera Ariy On Kata Kata Bijak Kata Kata Bijak Pengingat Diri Motivasi Pin By Dhany On Terindah Perasaan Pin On Mutiara Kata Dan Hikmah Pin On Ilmu Nasehat Motivasi Pin On Islam Pin On Kata Mutiara Islami Pin By Rakyat Jelata On Alhamdulillah Ala Kulli Haal Gambar Pin Di Inspirasi Pin On 1 Pin By Ais Alham On Tausiyah Islam Motivasi Buku Kutipan Pin By Suzy Liestia On Ilmu Nasehat Motivasi Kutipan Agama Pengingat Diri Kata Kata Bijak Pin By Sally Anne On Quotes Pengetahuan Allah Allah Pasti Tahu Meski Tidak Ada Yang Memperhatikanmu Pin On Islam Pin By Farasha On Reminder Kata Kata Indah Kata Kata Kutipan Bijak Pin By Yulianti Permata On Ayat Dan Tafsir Al Qur An Kutipan Kutipan Inspirasional Inspirasional Pin On Ilmu Akhlak Adab Debat Related sehelai daun gugur allah tahu.
Untukitu taubat nasuha tidak berhenti ku pohonkan Amal soleh ku cuba rangkai, mendidik hati dengan ehsan Rahmat Allah semoga terkesan Pada diri yang kerdil ini dan semoga hasrat kesampaian MendapatTaman Syurga yang ku idamkan, Semoga tanpa hisab, bersama semua yang ku sayang. GUGUR DI LEMBAH REDHA MU Teringat peristiwa musim gugur semasa remaja
Oleh FAUZUL IMANOLEH FAUZUL IMAN Kata waraq daun, menurut Raghib al-Ashfihani dalam kitabnya Mu'jam Mufradat Alfazi al-Quran memiliki beberapa makna, yaitu daun pohon dan uang perak. Pengertian ini menggambarkan, daun merupakan sesuatu yang bermanfaat. Sementara, menurut Abu Hasan Ibnu Faris Ibnu Zakaria dalam Maqayis Al-Lughah, berarti lemah. Pengertian ini menggambarkan, daun adalah suatu benda lemah yang gampang bergoyang. Oleh karena itu, pemimpin yang lemah dalam bahasa Arab disebut ar-Rijalu al-Waraq. Daun ini disebut dalam surah al-An'am ayat 59, "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula...." Ayat ini menyingkap kebesaran Tuhan dalam mentransendensi alam di satu sisi dan menunjukkan kelemahan manusia yang harus melakukan pembelajaran diri. Daun jatuh yang dijadikan sasaran ibrah tak luput dari intaian Tuhan, memetik beberapa poin penting bagi pembelajaran manusia dimaksud. Pertama, pada diri Tuhan terkumpul kuasa yang tak dapat tertandingi oleh siapa pun. Pada Tuhanlah segala kunci yang gaib. Peristiwa yang terjadi pada diri manusia kini maupun kelak hanya Tuhan yang mengetahui dan menetapkannya. Ketika detik ini manusia dipuja meraih kedudukan, detik yang berbeda terjatuh bagai daun disapu angin kesengsaraan. Kedua, teladanilah Tuhan Yang Mahateliti melihat sesuatu betapa pun kecilnya. Daun yang jatuh di malam suntuk pun Dia mengetahuinya. Betapa adil akhlak Tuhan yang selalu mengenali yang kecil dan besar untuk terus mengukir prestasi. Belajarlah dari cara Tuhan yang bersikap perhatian pada semua unsur lingkungan sosial. Tidak gegabah memberi keputusan karena mengenali yang kecil dan yang besar. Ketiga, daun yang dijadikan ibrah oleh Tuhan dalam ayat ini menandakan sisi manfaat daun sebagai mahluk nabati dan mahluk insani dalam siklus hubungan ekosistem. Manusia, menurut pakar ekologi, dapat menghirup oksigen dari daun tetumbuhan. Manusia juga perlu belajar dari kelemahan daun yang tidak selamanya segar. Manusia tidak boleh arogan dengan gelar, posisi dan kejayaan yang diraih hari ini karena pada saatnya akan seperti daun, jatuh tergoncang angin dan kering tersengat matahari. Sebagai manusia, hendaknya kita menjadi manajer yang cermat, teliti, dan hati-hati. Sebelum mengambil keputusan strategis, lakukanlah evaluasi dengan baik. Bangun hubungan ekosistem dengan semua segmen agar saling menghormati dan menghargai. Hindari kebijakan elitis demi memenuhi kepetingan kelompok tertentu. Jangan tumbangkan jati dirimu bagai daun terjatuh yang diintai Rab al-I'zzati. Nauzubillah!
LESOVq. 7184zodig5.pages.dev/3007184zodig5.pages.dev/797184zodig5.pages.dev/2037184zodig5.pages.dev/47184zodig5.pages.dev/2227184zodig5.pages.dev/3497184zodig5.pages.dev/3157184zodig5.pages.dev/2547184zodig5.pages.dev/49
tidak ada sehelai daunpun yang gugur melainkan allah